BAZNAS

  • Tentang Kami
    • Profil
    • Peraturan
      • Pengelola Zakat
      • Badan Amil Zakat Nasional
      • Baznas Provinsi
      • Lembaga Amil Zakat
      • Unit Pengumpul Zakat
      • Hubungan Zakat dan Pajak
      • Mahkamah Konstitusi
      • Fatwa Majelis Ulama Indonesia
      • Baznas Kabupaten Kota
      • Perpustakaan
      • Buletin
    • Program
      • Jatim Makmur
      • Jatim Cerdas
      • Jatim Sehat
      • Jatim Taqwa
      • Jatim Peduli
    • Laporan
      • Laporan Tahunan
      • Statik ZIS
      • Majalah Zakatuna
      • Statistik ZIS
    • Kontak Kami
    • Pengaduan
    • Pengelola Zakat
      • Baznas Kabupaten Kota
      • Lembaga Amil Zakat
      • Unit Pengumpul Zakat
  • Layanan
    • Rekening Zakat
    • Kalkulator Zakat
    • Channel Pembayaran
  • Kabar
    • Artikel
    • Cerita Aksi
    • Penyaluran Zakat
    • Video Aksi
  • BAYAR ZAKAT
  • INFAK
  • Infak
  • Zakat
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Peraturan
      • Pengelola Zakat
      • Badan Amil Zakat Nasional
      • Baznas Provinsi
      • Lembaga Amil Zakat
      • Unit Pengumpul Zakat
      • Hubungan Zakat dan Pajak
      • Mahkamah Konstitusi
      • Fatwa Majelis Ulama Indonesia
      • Baznas Kabupaten Kota
      • Perpustakaan
      • Buletin
    • Program
      • Jatim Makmur
      • Jatim Cerdas
      • Jatim Sehat
      • Jatim Taqwa
      • Jatim Peduli
    • Laporan
      • Laporan Tahunan
      • Statik ZIS
      • Majalah Zakatuna
      • Statistik ZIS
    • Kontak Kami
    • Pengaduan
    • Pengelola Zakat
      • Baznas Kabupaten Kota
      • Lembaga Amil Zakat
      • Unit Pengumpul Zakat
  • Layanan
    • Rekening Zakat
    • Kalkulator Zakat
    • Channel Pembayaran
  • Kabar
    • Artikel
    • Cerita Aksi
    • Penyaluran Zakat
    • Video Aksi
  • Home
Hubungi
Zakat
Infak

Bimbingan Belajar Baca Tulis Al-Qur'an bagi Anak Dhuafa di musim pandemi

08/07/2021
jatim cerdas
Bimbingan Belajar Baca Tulis Al-Qur'an bagi Anak Dhuafa di musim pandemi

Pandemi memang harus dihadapi dengan cerdas. Artinya bagaimana caranya agar terbatasnya gerak masyarakat, tidak menjadi penghalang bagi anak-anak untuk terus belajar.

Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, anak-anak dhuafa binaan BAZNAS Jatim di lingkungan kelurahan Keputran Panjunan, Surabaya tetap mendapatkan pelajaran baca tulis al-Qur'an, melalui kelompok belajar mereka.

Support BAZNAS Jatim melalui penyediaan guru ngaji, serta dukungan sarana belajar, terbukti sangat bermanfaat. Hal ini sebagai komitmen BAZNAS untuk turut melahirkan generasi masa depan yang lebih baik. (nur)

Baca Juga

Gandeng LAZISNU, BAZNAS Jatim Serahkan Ratusan Beasiswa
jatim cerdas 15/03/2021
Gandeng LAZISNU, BAZNAS Jatim Serahkan Ratusan Beasiswa
Surabaya — Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama atau LAZISNU Jawa Timur memberikan beasiswa kepada dua santri pada acara Ngobrol Filantropi dan Pendistribusian Beasiswa Santri. Acara digelar di Hotel Quds Royal Jl. Sultan Iskandar Muda, Surabaya, Selasa (17/3).   Penyerahan beasiswa sebesar Rp1 juta ini merupakan program Beasiswa Santri Nusantara dari LAZISNU Jatim yang bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Jatim yang nantinya akan diberikan kepada 250 santri seluruh Jawa Timur.   “Mudah mudahan dengan beasiswa ini, pendidikan di Jatim khususnya bagi para santri akan terjamin,” ujar Afif Amrullah Ketua LAZISNU Jatim.   Dengan adanya dana sosial dari para donatur ini nantinya akan disalurkan oleh LAZISNU kepada kaum duafa yang membutuhkan khususnya di bidang pendidikan.   Tidak hanya penyerahan beasiswa, dalam acara ini LAZISNU juga menggelar sesi penyerahan hasil kirab Koin Muktamar yang merupakan serangkaian acara ngobrol filantropi atau ngopi.   “LAZISNU menyerahkan hasil koin mukmatar dari 3 cabang yaitu yang pertama ialah LAZISNU cabang Sidoarjo dengan total Rp 200 Juta, lalu LAZISNU Surabaya dengan total Rp 83 Juta, dan yang terkahir LAZISNU Kabupaten Mojokerto sebesar Rp55 juta,” tandas Afif. (Syaifullah)
Ijazah Ditahan, BAZNAS Sidoarjo Turun Tangan
jatim cerdas 15/03/2021
Ijazah Ditahan, BAZNAS Sidoarjo Turun Tangan
Sidoarjo — Kasus ijazah siswa yang ditahan oleh pihak sekolah karena orang tua tidak bisa melunasi biaya sekolah, masih banyak terjadi di Kabupaten Sidoarjo. Salah satunya sempat dialami oleh Irawati (38), ibu rumah tangga asal Desa Jati Alun-alun Kecamatan Prambon. Anak keduanya yang sudah lulus MI tahun 2018 lalu, hingga saat ini tidak bisa mengambil ijazah karena masih ‘ditahan’ di sekolah yang bersangkutan, sebab dirinya tidak bisa melunasi biaya tunggakan administrasi sebesar Rp800 ribu.   “Saya mengirimkan surat permohonan bantuan kepada bapak bupati, kemudian diteruskan pada bagian kesra, kemudian diteruskan ke BAZNAS Sidoarjo ini,” kata Irawati, saat ditemui di kantor BAZNAS Sidoarjo, jalan Pahlawan Sidoarjo, Selasa (3/3).   Dirinya terus terang mengatakan tidak mampu menebus biaya ijazah anak keduanya tersebut. Dikarenakan, dirinya harus menghidupi 3 anaknya sendirian. Karena sang suami menderita penyakit stroke sudah 5 tahun ini. Untuk membiayai anak-anaknya, dirinya selama ini bekerja di sebuah pabrik kerupuk di Kecamatan Tulangan.   Dirinya kemarin mendapat informasi dari salah satu petugas di BAZNAS Sidoarjo, bantuan biaya untuk menebus ijazah anaknya tersebut akan bisa cair antara dua atau tiga bulan lagi.   Wakil Ketua III BAZNAS Kabupaten Sidoarjo, Ilhamudin, mengakui pihaknya sudah berulang kali telah ikut membantu kaum duafa yang tidak bisa mengambil ijazah sekolah karena ditahan pihak sekolah, sebab orang tua tidak mampu membayar biaya sekolah.   “Kalau menurut saya, jangan asal menahan ijazah langsung, harus disurvey dulu, apakah orang tua anak tersebut tergolong mampu atau termasuk kaum duafa,” kata Ilham.   Dirinya juga bercerita, pernah membantu siswa yang tidak bisa membayar SPP sekolah di wilayah Kecamatan Tulangan. Tragisnya, karena siswa tersebut belum mampu membayar SPP, siswa yang bersangkutan harus mengikuti ujian di lantai.   Ilhamudin mengatakan dalam Maret ini, BAZNAS Sidoarjo akan kembali menggelontorkan sejumlah bantuan pendidikan untuk anak-anak kaum duafa di Sidoarjo. Mulai dari tingkat SD sampai SMA. (Syaifullah)
Madrasah di Ranu Pani Lumajang Terima Bantuan BAZNAS
jatim cerdas 15/03/2021
Madrasah di Ranu Pani Lumajang Terima Bantuan BAZNAS
Lumajang – BAZNAS Lumajang ikut membantu proses pembangunan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro. Hal ini juga sebagai upaya untuk ikut mengembangkan dakwah di kawasan tersebut.   Ketua BAZNAS Lumajang, H Atok Hasan Sanusi menyampaikan, MI yang dibangun ini merupakan tindak lanjut pengembangan dari Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal (RA) yang sudah ada.   Atok menyebut, pembangunan di wilayah tersebut tentunya memiliki kekhususan sendiri. Salahsatunya karena kultur pendidikan yang ada di kawaasan tersebut berbeda dengan yang ada di kawasan perkotaan.   “Di sana beda dengan yang ada di kecamatan lain atau di kota. Kita punya komitmen untuk mengembangkan dakwah di sana,” katanya, Kamis (20/2).   Ia menjelaskan, meskipun lembaga pendidikan Islam, namun yang sekolah di sana bukan hanya anak-anak Muslim saja. “Namun anak-anak Hindu juga banyak yang sekolah di sana,” ujar Atok.   Dalam pembangunan ini, BAZNAS juga menggandeng pihak-pihak lain agar ikut membantu pembangunan tersebut. Mulai dari Kementerian Agama (Kemenag) Lumajang, Kelompok Kerja Kepala Madrasah Lumajang, Pemkab Lumajang dan lainnya.   “Nanti kita juga minta bantuan dari Bank Syariah, untuk menyalurkan dana CSR-nya di sana,” pungkasnya. (Syaifullah)
Berkah BAZNAS, Pemuda Desa di Sumenep Raih Gelar Magister
jatim cerdas 20/03/2021
Berkah BAZNAS, Pemuda Desa di Sumenep Raih Gelar Magister
Mimpi Sulhan meraih gelar magister tercapai. Lahir dari keluarga petani sederhana di pelosok Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Madura, 1989 silam, rasanya tidak mungkin jika mengandalkan biaya sendiri. Tapi tekad dan semangat kuat menuntunnya pada jalan lapang. Di antaranya membuka pintu beasiswa dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).   “Saya lahir di pedalaman di Sumenep, aga susah aksesnya karena memang desa saya, Desa Rajun di Kecamatan Pasongsongan, ada di daerah terpencil,” kata Sulhan kepada media ini lewat saluran gawai yang dimiliki.   Sulhan menempuh Madrasah Ibtidaiyah hingga Madrasah Tsanawiyah di desanya. Setelah itu, ia melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri Sumenep. “Background keluarga saya pesantren, saya satu-satunya di keluarga yang menempuh pendidikan formal. Sebelum-sebelumnya di pendidikan pesantren tradisional semua,” ujarnya.   Pada 2009, Sulhan lulus tes di Universitas Brawijaya Malang. Namun, studinya hanya sampai semester dua karena masalah administrasi dari sekolah asal sehingga gagal memperoleh beasiswa. “Saat itu saya tidak ingin membebani orang tua dengan melanjutkan dan biasa sendiri. Sehingga saya memilih keluar dari Universitas Brawijaya,” tuturnya.   Sulhan kembali ke pesantren dan membantu mengajar dan belajar kitab-kitab kuning di sebuah pondok pesantren di desanya, Darul Istiqomah. Pada 2010, ia mendapatkan beasiswa program guru Madrasah Diniyah dari Pemerintah Provinsi Jatim dan berkuliah S1 di Fakultas Pendidikan Agama Islam Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien, Prenduan, Sumenep. “Saya lulus tahun 2014,” katanya.   Sulhan tidak puas. Ia ingin melanjutkan studinya ke jenjang berikutnya, S2. Ia sempat berkonsultasi soal beasiswa dan menemui langsung Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya kala itu, Profesor Abdul A’la. Namun, peluangnya untuk S2 di UINSA tidak terbuka. “Saya sempat kecewa saat itu,” ungkapnya.   Tapi Sulhan tidak patah arang. Dari penelusuran di internet, ia memperoleh informasi beasiswa program kaderisasi seribu ulama oleh BAZNAS untuk kuliah S2 dan S3. Ia coba mendaftar. Waktu itu, batas akhir pendaftaran tinggal dua hari, sementara Sulhan belum mengumpulkan semua persyaratan administrasinya karena bertepatan dengan hari libur.   Ia meminta waktu tambahan ke pihak BAZNAS. Alhamdulillah, dikabulkan. “Waktu mau berangkat ke BAZNAS di Jakarta, saya menemui problem karena tidak punya uang sama sekali. Kira-kira waktu itu butuh dua juta rupiah. Akhirnya saya menghubungi guru-guru MAN saya yang peduli. Jadi, saya diberi uang saku dan sebagian akomodasi dari mereka,” cerita Sulhan.   Singkat cerita, Sulhan berhasil mendapatkan beasiswa dari BAZNAS. Ia melanjutkan studi S2 PGMI di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, pada 2014 dan lulus dua tahun kemudian. “Saat itu (kuliah di UIN SUKA), saya juga sambil menjadi asisten dosen di (Fakultas Tarbiyah) UIN SUKA, dan jadi asisten profesor di UGM (Universitas Gajah Mada),” kenangnya.   Di UGM, Sulhan dipercaya menjadi asisten Profesor Abdul Ghofur Anshori, pakar hukum Islam. Kebetulan, Sulhan mahir di bidang kitab-kitab yang dipelajari selama di pesantren, sehingga kemampuannya dibutuhkan. “Saya biasanya jadi teman diskusinya beliau, teman beliau untuk persiapan membuat lecturing (kuliah),” ungkapnya.   Lulus S2, Sulhan kembali pulang dan mengabdi di daerah kelahiran. Ia mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni, Tarate, Sumenep. Di sana, ia sempat menjadi Kepala Program Pendidikan PGMI. “Saya juga pernah mengajar satu semester di almamater saya di IDIA (Al Amien),” ucapnya.   Di BAZNAS, Sulhan juga ikut berperan selepas menjalani studi S2. Pada 2018 sampai 2019, ia berkontribusi sebagai executive development dan bertugas di Nusa Tenggara Timur. Sebetulnya, melalui BAZNAS, ia berharap bisa berkontribusi untuk pengembangan di Jatim, namun hal itu belum tercapai. (Nur Faishal)
Penerima Beasiswa adalah Duta Resmi Baznas
jatim cerdas 20/03/2021
Penerima Beasiswa adalah Duta Resmi Baznas
Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas Jawa Timur terus berupaya menyapa sejumlah kalangan. Memberdayakan mereka yang memiliki potensi, namun kurang beruntung dalam ekonomi di bawah rata-rata. Salah satunya adalah kalangan mahasiswa.   Wajah ceria dengan senyum mengembang tampak meliputi salah satu ruangan di Baznas Jawa Timur. Puluhan mahasiswa dari berbagai kampus berkumpul untuk mendapatkan pengarahan. Ujungnya, mereka menerima santunan berupa uang tunai yang akan digunakan membayar kewajiban kuliah di masing-masing perguruan tinggi.   Saat mengawali memberikan sambutan, KH Abdurrahman Navis mengingatkan bahwa berkesempatan mendapatkan beasiswa adalah nikmat yang harus disyukuri. “Ini kesempatan istimewa. Tidak banyak mahasiswa yang seberuntung kalian,” kata KH Abdurrahman Navis, Lc, MHI, Rabu (24/7).   Memang benar, untuk dapat meraih beasiswa dari Baznas tentu melewati sejumlah seleksi. “Karena ini program SKSS yakni Satu Keluarga Satu Sarjana, maka para peserta dipastikan sebagai calon sarjana satu-satunya dalam keluarga,” ungkap Wakil Ketua II, bagian pendistribusian dan pendayagunaan Baznas Jatim tersebut.   Demikian pula prestasi akademis yang diraih juga dapat dibanggakan. Oleh sebab itu, hendaknya kurnia yang didapat bisa disyukuri dengan sejumlah langkah nyata. “Yang pasti, kalian adalah duta Baznas di kampus setempat,” jelasnya.   Kiai yang juga Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur tersebut berharap bahwa para penerima tidak semata memanfaatkan dana yang diterima. “Juga bisa mendukung program, sehingga mampu berkontribusi bagi kebaikan dan kiprah Baznas di kampus serta tempat kalian tinggal,” jelasnya.   Wakil Ketua IV yang membidangi administrasi, SDM dan umum, Dr H Kasno Sudaryanto, MAg turut mengingatkan agar para penerima beasiswa sungguh-sungguh saat studi. “Dengan kesempatan ini kalian dapat kuliah lebih tenang dan fokus agar menimba pengetahuan dan pengalaman sebanyak mungkin,” katanya.   Dirinya mengungkapkan tugas saat ini adalah belajar dan belajar tanpa harus tersandra menjadi apa kelak. “Soal jadi apa, itu nanti. Sekarang konsentrasi saja belajar karena ilmu yang didapat kelak akan berguna bagi diri dan masyarakat sekitar,” terangnya.     Menopang Khidmah Baznas H Benny Nur Miftahul Ulum, SSosI, MM menjelaskan bahwa para penerima beasiswa nantinya akan menopang khidmah Baznas di kampus dan lingkungan tempat mereka tinggal. “Dari mulai melakukan survey, mengadakan kegiatan di lembaga pendidikan formal dan tempat ibadah, hingga masyarakat secara umum,” kata Sekretaris Baznas Jatim ini.   Praktiknya, mereka akan mengunduh aplikasi yang berisi bio data serta kiprah yang dilakukan selama mendapatkan beasiswa. “Data dan kiprah yang dilakukan hendaknya dapat diisi secara jujur dan benar sebagai bentruk pertanggungjawaban kepada umat, khususnya para muzakki,” kata H Benny, sapaan akrabnya.   Pada saat yang sama, para penerima beasiswa yang juga disebut sebagai duta Baznas ini akan dirangsang untuk menyapa sejumlah aghniya atau orang kaya di mlingkungannya agar bersedekah. “Karena kalian bisa mendapatkan kesempatan ini berkat para muzakki. Karenanya sebanyak mungkin dapat menyapa calon muzakki lain agar semakin banyak kesempatan mahasiswa kurang mampu lagi yang dapat ditolong,” terangnya.   H Benny juga mengingatkan bahwa potensi zakat, infak dan sedekah di Jawa Timur masih terbuka lebar. “Nah, kalian ini yang juga diharapkan bisa mengingatkan para orang kaya dari kalangan Muslimin untuk sadar dengan kewajiban yang harus ditunaikan tersebut,” ujarnya.   Di samping itu, pria yang kini tinggal di Mojokerto tersebut menekankan agar penerima beasiswa dapat berkiprah secara optimal di kampus dan lingkungan sekitar. “Bila membutuhkan surat pengantar dari sini, pasti akan kami dukung. Yang pasti, semakin berkiprah akan menjadi bahan kepada kami untuk mempertimbangkan agar kalian bisa mendapat beasiswa hingga kuliah rampung,” urainya.   SKSS adalah di antara program andalam dari Baznas Jatim. Yakni beasiswa yang diberikan kepada sejumlah mahasiswa yang tengah melakukan studi strata satu di berbagai kampus. Yang pasti, dalam keluarga tersebut belum ada yang menjadi sarjana. Diharapkan dengan pendidikan tinggi, akan dapat mengangkat tarap hidup yang bersangkutan dan menjadi kebanggaan bagi keluarga.   Tidak semata dana pendidikan, mereka yang lolos seleksi juga menjadi duta Baznas. Sejumlah khidmah harus dilakukan selama menerima bantuan. (Syaifullah)
BAZNAS Kota Malang Cairkan Program Peduli Pendidikan Barokah
jatim cerdas 20/03/2021
BAZNAS Kota Malang Cairkan Program Peduli Pendidikan Barokah
Malang – Kabar gembira bagi siswa SMP dan SD di kota Malang. Pasalnya, bulan ini BAAZNAS Kota Malang memberikan bantuan berupa uang tunai ke sejumlah siswa SD dan SMP negeri ataupun swasta yang dianggap kurang mampu.   Bantuan tersebut merupakan program lima tahunan BAZNAS bernama Program “Peduli Pendidikan Barokah”. Dijelaskan, Wakil Ketua 1 Baznas kota Malang, Drs H Eddy Sulistyo, bantuan uang tunai tersebut diperuntukan bagi 1000 siswa SD dan 250 siswa SMP.   “Untuk siswa SD itu satu anak dapat Rp 300 ribu dan SMP dapat Rp 500 ribu per anak,” kata Eddy di kantornya, Selasa (26/11). Ia menjelaskan pemberian bantuan tersebut menggunakan sistem by name by address dan akan diberikan langsung kepada siswa di sekolah masing-masing. “Tapi yang menentukan itu Dinas Pendidikan (Dindik kota Malang. Data-datanya kan yang mengetahui Dinas Pendidikan. Kami hanya berharap itu merata di 5 kecamatan,” ujarnya.   Ia berharap dengan adanya bantuan ini mampu meningkatkan kualitas belajar para siswa. “Ya nanti bisa buat beli buku atau apapun yang mampu menunjang sarana dan prasarana para pelajar,” harapnya. (RM/Far)
Siswa Kurang Mampu di Banyuwangi Terima Sepeda Angin
jatim cerdas 20/03/2021
Siswa Kurang Mampu di Banyuwangi Terima Sepeda Angin
Banyuwangi – Pada peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan RI, Bupati Banyuwangi H Abdullah Azwar Anas menyerahkan 25 sepeda angin untuk siswa kurang mampu. Program ini  hasil kerja sama BAZNAS dan pemerintah setempat. “Alhamdulillah dapat sepeda baru. Sepeda saya yang lama sering rusak, saya terpaksa sering jalan meski capek. Sepeda ini akan langsung ditunjukkan ke orang tua,” ujar Rakhel Dwi Setyawan, siswa berkebutuhan khusus dari SDN 1 Penganjuran, Banyuwangi kepada Bupati Anas saat diberikan sepeda, Ahad (17/8). Bupati Anas mengatakan, pada tahun ini Pemkab telah mengikrarkan diri Merdeka dari Anak Putus Sekolah. Pemkab telah bersepakat dengan banyak pihak untuk segera menuntaskan masalah anak putus sekolah. Pemberian sepeda ini, kata Anas, adalah bagian dari program Garda Ampuh (Gerakan Angkat Anak Muda Putus Sekolah). “Kadang ada hal yang tidak bisa dibiayai APBD dengan cepat, di situ peran penting Badan Amil Zakat turun membantu siswa yang terkendala bersekolah. Contohnya pemberian sepeda ini. Terima kasih Badan Amil Zakat yang terus bersinergi dengan kami,” kata Anas. Ketua Badan Amil Zakat Nasional Banyuwangi Samsuddin Adlawi menjelaskan, sepeda adalah salah satu peralatan sekolah yang banyak dibutuhkan siswa untuk memperlancar mereka berangkat sekolah. “Banyak siswa yang membutuhkan transportasi sepeda untuk berangkat sekolah. Bahkan, ada siswa yang sempat mogok sekolah karena harus berjalan jauh dari rumah menuju sekolahnya. Untuk itu, kami terinspirasi membantu sepeda,” katanya. (Syaifullah)
Ratusan Guru di Gresik Terima Santunan
jatim cerdas 20/03/2021
Ratusan Guru di Gresik Terima Santunan
Gresik – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Gresik memberikan santunan kepada guru Madrasah Diniyah (Madin) dan Guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Pemberian santunan ini merupakan bagian dari pendistribusian Zakat Infaq dan Sedekah (ZIS) Program Gresik Taqwa. Sedangkan untuk pendistribusian ZIS Program Gresik Cerdas, Baznas Gresik menyalurkan santunan untuk guru Raudhlotul Athfal (RA/TK) dan Guru Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)/Inklusi Non PNS. Santunan ini diberikan secara simbolis oleh Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim di Masjid Al Innabah di Kompleks Kantor Bupati Gresik, Rabu (22/5). Wabup Qosim didampingi Ketua Baznas Gresik Abdul Munif dan Kabag Humas dan Protokol Pemkab Gresik, Sutrisno. Setidaknya ada 962 orang se Kabupaten Gresik yang mendapat santunan kedua program tersebut dengan total santunan sebanyak Rp371 juta. Masing-masing Guru ABK/Inklusi non PNS sebanyak 162 orang mendapat Rp500 ribu. Guru honorer sebanyak 500 orang menerima Rp400 ribu serta 300 orang guru TPQ yang menerima santunan Rp 300 ribu. Menurut Ketua Baznas Abdul Munif, santunan ini diberikan kepada penerima dari seluruh wilayah Kabupaten Gresik, termasuk di Pulau Bawean. “Penerima bantuan ini adalah guru yang mendapat honor hanya beberapa ratus ribu rupiah per bulan. Kami mohon maaf karena dari banyaknya pengajuan, hanya bisa merealisasikan untuk 962 orang. Harapan kami semuanya dapat bantuan. Namun dana yang tersedia tidak cukup,” katanya. Dia berharap tahun 2019 mendatang penerimaan Baznas Gresik bisa lebih besar dari yang ditargetkan sebesar Rp 8,5 miliar. Seperti diketahui, target Baznas Gresik tahun 2018 sebesar Rp7,5 miliar, namun terealisasi Rp7,7 miliar. Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim selaku penasihat, mengaku bangga dengan kinerja Baznas Gresik yang banyak mengalami kemajuan. “Baznas Gresik saat ini menjadi Baznas percontohan nasional. Banyak kabupaten lain luar Gresik yang melakukan study banding ke sini. Para pengurus Baznas Luar Gresik ini belajar dalam pengelolaan serta penggunaan IT dalam operasional Baznas. Bahkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) didapat dari kantor Akuntan Publik atas audit laporan keuangan Baznas tahun 2017,” jelas Qosim. (BG/Syaifullah)
Belum Lama Dibentuk, UPZ Unej Langsung Bergerak
jatim cerdas 20/03/2021
Belum Lama Dibentuk, UPZ Unej Langsung Bergerak
Jember – Setelah dibentuk beberapa waktu lalu, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Universitas Jember (Unej) langsung beraksi. Saat ini UPZ Unej tengah menyiapkan segala sesuatunya terkait dengan penerimaan zakat dari pegawai Unej dan masyarakat sekitar. Kesiapan itu ditandai dengan berdirinya tenda di kampus Unej sebagai tempat para relawan untuk melayani penerimaan zakat dari muzakki. “Alhamdulillah, ini patut disyukuri. Sebab, baru kali inilah Baznas Kabupaten Jember mempunyai UPZ di Unej,” tutur HM Misbahus Salam, Jumat (17/5). Yang menggembirakan, lanjut Ketua Baznas Jember ini, pihak rektorat Unej akan membuat aplikasi yang memungkinkan para pejabat, dosen dan karyawan kampus setempat untuk membayar zakat atau bersedekah tanpa repot-repot mendatangi UPZ. “Namun cukup potong  gaji secara otomatis, yang itu terintegrasi dengan sistem pendataan Baznas Jember,” ungkap H Misbah, sapaan akrabnya. Menurutnya, hal tersebut tentu sangat praktis dan membantu. “Dan itu memudahkan para muzakki untuk menunaikan kewajibannya bayar zakat,” ungkapnya. H Misbah menambahkan, jika program tersebut berjalan, sungguh sangat besar manfaatnya untuk membantu para duafa, khususnya bagi mahasiswa yang tidak mampu agar bisa melanjutkan studi. Sebab, dengan biaya pendidikan yang cukup tinggi, tentu bantuan dari Baznas sangat diharapkan dapat meringankan beban kewajiban keuangan para dhuafa. “Semoga sukses. Banyak mahasiswa pinter tapi tidak mampu secara ekonomi,” pengkasnya. (Aryudi AR/Syaifullah)
Kampus Inaifas Kerja Sama Beasiswa dengan Baznas Jember
jatim cerdas 20/03/2021
Kampus Inaifas Kerja Sama Beasiswa dengan Baznas Jember
Jember — Banyak program yang bisa dikerja samakan dengan berbagai kalangan. Salah satunya adalah beasiswa yang diperuntukkan kepada pelajar dan mahasiswa kurang mampu, namun memiliki prestasi yang membanggakan. Sejumlah terobosan juga dilakukan Institut Agama Islam al-Falah As-Sunniyyah atau Inaifas. Bahkan kampus yang berada di kawasan Kencong, Jember, Jawa Timur tersebut berupaya menguatkan citra sebagai perguruan tinggi dengan sejumlah beasiswa. Karenanya, pimpinan Inaifas berkunjung ke kantor Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nasional atau Baznas Jember, Kamis (9/5) . Silaturahim dalam rangka menjajaki kerja sama di bidang pembukaan beasiswa bagi mahasiswa kampus setempat. “Selain menjalin silaturahim, Baznas itu punya program Satu Keluarga Satu Sarjana atau SKSS. Kami ingin menjalankan salah satu program tersebut,” kata Rektor Inaifas, Rijal Mumazziq Z. Sesuai namamya, beasiswa ini diperuntukkan bagi mahasiswa miskin yang dalam keluarganya belum ada seorang pun yang menjadi sarjana. Dengan demikian siapa saja dapat mengakses program ini agar lahir sarjana, meskipun dari keluarga kurang mampu. H M Misbahus Salam, Ketua Baznas Jember menyambut hangat kedatangan para pimpinan kampus. Menurutnya, peranan kampus swasta sangat vital dalam sosialisasi zakat, infak, dan sedekah (ZIS) di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Dengan potensi ZIS Rp 24 miliar setiap tahun, Kabupaten Jember punya potensi luar biasa dalam manajemen dan penguatan ZIS. “Meskipun potensi ini belum tergarap dengan baik, namun kami optimis bisa terus meningkatkan kinerja kami lebih baik lagi,” kata Haji Misbah, sapaan akrabnya. Dalam diskusi yang berlangsung kurang lebih 1 jam tersebut, ada beberapa poin yang akan dituangkan dalam kerja sama ke depan. Yaitu, program beasiswa mahasiswa miskin, pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di Inaifas, serta pendidikan kader dai dan advokat yang difasilitasi Baznas Jember. “Kami berharap, rintisan kerja sama ini bisa membawa manfaat bagi mahasiswa.” tukas Mohammad Dasuki, Wakil Rektor III yang membidangi kerja sama eksternal. (Syaifullah)
Yoga Irama, Sempat Jualan Kerudung Demi Kuliah
jatim cerdas 20/03/2021
Yoga Irama, Sempat Jualan Kerudung Demi Kuliah
Hidup hanya diperuntukkan bagi mereka yang tidak kendor dalam menjalani dinamika yang ada. Tantangan bukan untuk dikeluhkan, namun dicarikan solusi demi sukses di masa depan. Yoga Irama, 21 tahun, terlahir dari keluarga menengah, bahkan kurang mampu. Hal tersebut dibuktikan dengan “profesi” yang dijalani sang ayah. Sehari-hari, hanya berjualan sayur keliling. Sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Bahkan setiap hari, sang ibu juga membantu untuk turut menjaga dagangan sayur demi menambah pemasukan harian. Meski dari keluarga kurang mampu, semangat Yoga Irama dalam menuntut ilmu tak pernah padam. Dirinya berkeyakinan bahwa derajat seseorang akan sangat ditentukan oleh dua hal utama yakni imam dan mereka yang memiliki pengetahuan lebih. Di tengah keterbatasan income orang tua, cita-citanya sangatlah mulia yakni kelak ingin menjadi dosen. Kini, pria asal Bojonegoro ini tengah menjalani kuliah semester lima di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Jurusan yang diambil adalah Akidah dan Filsafat Islam di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Awal kuliah adalah masa yang sulit. Guna menutupi kebutuhan hidup dan kuliah, bujang kelahiran 25 November 1997 ini harus berjualan kerudung, masker, dan aneka kebutuhan perempuan lain. “Kalau jam kosong kuliah saya nawarin ke teman dari kelas ke kelas,” kata Yoga Irama kepada media ini mengisahkan. Memasuki pertengahan semester dua, dirinya mendapat informasi dari dosen tentang beasiswa bernama Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS), sebuah program Baznas Jawa Timur. Awalnya, sang dosen menanyakan latar belakang keluarganya. “Gara-garanya di kelas saya terlihat tidak punya semangat meneruskan kuliah karena memang terkendala biaya,” tutur sulung dari dua bersaudara ini. Akhirnya ia diberi informasi serta dibantu untuk memanfaatkan SKSS tersebut. “Saya daftar, alhamdulillah dapat,” katanya dengan muka berbinar. Baginya, beasiswa yang diperoleh ibarat oase di tengah kegersangan harapan. “Kalau tidak ada program SKSS mungkin saya sudah putus kuliah sejak semester tiga,” sambung alumnus Madrasah Aliyah Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro tersebut. Kendati telah memperoleh kepastian biaya, ia tidak berpangku tangan. Seraya kuliah, ia mengisi waktu mengajar di SMPN 46 Surabaya dan guru ngaji di TPQ Baitul ‘Ilmi Siwalankerto Surabaya. (Hady/Syaifullah)
Penjual Es Batu Ini Akhirnya Bisa Kuliah di Unair
jatim cerdas 20/03/2021
Penjual Es Batu Ini Akhirnya Bisa Kuliah di Unair
Surabaya — Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bukan pilihan utama bagi Christian Dhanang Pradipta. Semula, ia ingin melanjutkan kuliah di Universitas Gadjah Mada Yogykarta. Jurusan yang ia minati adalah hubungan internasional atau arkeologi. Tetapi ibunya kurang berkenan dan menyuruhnya kuliah di kota sendiri agar tidak jauh darinya. Maklum, Dhanang anak tunggal, dan ibunya hanya tinggal seorang diri. “Alhamdulillah saya diterima di Universitas Airlangga dengan jurusan Ilmu Sejarah melalui jalur SNMPTN,” ujarnya kepada media ini. Dhanang bersyukur bisa diterima sekaligus bingung. Pada awal masuk kuliah, Ia harus membayar untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT) sangat mahal untuk ukuran Dhanang mengingat ibunya hanya berjualan es batu. Uang Kuliah Tunggal atau UKT pada saat semester awal sebesar Rp. 2.500.000. Tetapi, Dhanang dan ibunya bingung harus mencari uang ke mana lagi. “Karena pinjaman ibu sudah menumpuk untuk menutupi biaya hidup sehari-hari,” kata pria kelahiran Surabaya, 30 Juni 1999 ini mengenang dengan mata berkaca. Jalan selalu tersedia. Di tengah kebingungan itulah ia mendapati sebuah brosur di mading kampus. Brosur berisi informasi beasiswa Baznas. Seketika itu, Dhanang bersama ibunya menuju Kantor Baznas Jawa Timur untuk meminta kejelasan informasi mengenai beasiswa dimaksud. “Alhamdulillah pada saat itu saya bertemu dengan bapak Chandra yang sudah kenal baik saya dan ibu saya, bersama dengan pak Rizal dan Pak Sulaiman. Dan pada akhirnya saya diminta untuk mengurus berbagai formulir untuk mendaftar menjadi bagian dari Beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS),” kisahnya. Waktu itu, Dhanang sudah membayar UKT terlebih dahulu hasil uang pinjaman dari saudara dan ia pun berharap-harap cemas mendapatkan beasiswa atau tidak. “Pada hari efektif kuliah saya mendapatkan whatsapp dari Baznas yang menandakan bahwa saya diterima dalam beasiswa Baznas,” jelasnya. Dhanang semula penganut ajaran Nasrani. Sejak kelas 5 SD, ia bersama ibunya berpindah agama menganut Islam. Ia pun ingin mengubah namanya ke Muhammad dengan nama Christian. Namun, saat itu sangat ribet. Oleh karena itu, ia tidak jadi menggantinya hingga saat ini. “Biarlah nama ini menjadi sebuah pengingat agar saya selalu senantiasa ingat kepada Allah SWT,” tegasnya. Dalam beasiswa Baznas, Dhanang mengaku tidak hanya mendapatkan uang kuliah. Melainkan berbagai macam ilmu yang bermanfaat. Seperti leadership, survey, dan berbisnis. Kelak setelah lulus sarjana, ia ingin menjadi seorang sejarahwan atau fotografer profesional. (Hay/Syaifullah)
Bimbingan Belajar Baca Tulis Al-Qur'an bagi Anak Dhuafa di musim pandemi
jatim cerdas 08/07/2021
Bimbingan Belajar Baca Tulis Al-Qur'an bagi Anak Dhuafa di musim pandemi
Pandemi memang harus dihadapi dengan cerdas. Artinya bagaimana caranya agar terbatasnya gerak masyarakat, tidak menjadi penghalang bagi anak-anak untuk terus belajar. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, anak-anak dhuafa binaan BAZNAS Jatim di lingkungan kelurahan Keputran Panjunan, Surabaya tetap mendapatkan pelajaran baca tulis al-Qur'an, melalui kelompok belajar mereka. Support BAZNAS Jatim melalui penyediaan guru ngaji, serta dukungan sarana belajar, terbukti sangat bermanfaat. Hal ini sebagai komitmen BAZNAS untuk turut melahirkan generasi masa depan yang lebih baik. (nur)
Jalan Raya Dukuh Kupang 122-124 Kel. Dukuh Pakis, Kec. Dukuh Kupang Kota Surabaya Telp. 031-5613661

Kenali Kami

  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami

Layanan

  • Rekening Zakat
  • Kalkulator Zakat
  • Channel Pembayaran

Donasi

  • Zakat
  • Infak

Ikuti Kami

  • @BaznasProvJatim
  • BAZNAS Prov. Jatim
  • Baznas Jatim TV
  • baznasjatim
©2021, Baznas Jawa Timur